Jurusan Hubungan Internasional FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta telah mengirimkan salah seorang dosennya untuk mengisi kuliah umum (public lecture) di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2019 tersebut merupakan salah satu bentuk tindak lanjut kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding; MoU) antara Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).
Kuliah umum (public lecture) disampaikan oleh Dr. Saptopo Bambang Ilkodar, M.Si. di Fakulti Sain Sosial dan Humaniti UKM dengan tema “ASEAN Way: The Way to Understand ASEAN”. Tema tersebut dipilih dengan pertimbangan agar sesuai dengan bidang kajian yang terdapat pada program studi di kedua univrsitas. Selain itu, ada pula pertimbangan untuk secara nyata berkontribusi dalam membangun komunitas ASEAN, yaitu melalui peningkatakan hubungan antar akademisi sebagai bagian dari penguatan ASEAN Socio Cultural Community.
Pertimbangan lain atas pemilihan tema tersebut adalah kehendak untuk membangun kesadaran dan kebanggaan bersama sebagai anggota ASEAN. Selama ini banyak kajian tentang ASEAN, khususnya yang dilakukan oleh sarjana dari luar wilayah ASEAN, lebih banyak berisi daftar kegagalan atau kekurangan ASEAN. Saalah satu penyebab utamanya adalah karena mereka menggunakan tolok ukur organisasi lain untuk begitu saja diterapkan di ASEAN. Penyebab lainnya adalah karena pada umumnya mereka menggunakan kerangka berfikir positivis-realis.
Melalui kuliah umum tersebut para peserta diajak untuk menilai ASEAN dengan tolok ukur ASEAN. Caranya ialah dengan kerangka berfikir yang non positivis-realis. Para peserta diajak untuk lebih “memahami” ASEAN ketimbang “menerangkan” tentang ASEAN.
Peserta kuliah sebanyak lebih-kurang 50 orang mahasiswa pascasarjana. Mereka berasal dari tiga program studi, yaitu dari Program Studi Pengkajian Strategi dan Keselamatan, Program Studi Sain Kepolisian, dan Program Studi Sejarah. Untuk diketahui, mahasiswa Program studi Sain Kepolisian adalah para anggota Polisi Diraja Malaysia. Mereka merupakan personil terpilih untuk dapat mengikuti program pascasarjana.
Dalam sesi tanya-jawab para peserta mengajukan sejumlah pertanyaan yang secara umum menunjukkan adanya persamaan pandangan tentang pentingnya negara-negara di Kawasan Asia Tenggara untuk terus memupuk kebersamaan dalam ASEAN. Mereka antara lain mengajukan pertanyaan tentang kemungkinan dibentuknya blok pertahanan bersama ASEAN, tentang kemungkinan adanya mata uang tunggal ASEAN, tentang kebersamaan ASEAN dalam isu Indopasifik, tentang peran pihak ketiga dalam penyelesaian sengketa.
Di luar itu, ada pula peserta yang bertanya tentang kasus jelabu (asap akibat kebakaran hutan di Indonesia) dan masalah kekerasan terhadap supporter sepak bola. Meskipun pertanyaan tersebut tidak terlalu sesuai dengan tema kuliah, dosen tamu wajib menjawab dengan sebaik mungkin. Selain karena acaranya bernama kuliah umum, dialog mengenai isu-isu sensitive antar-warga merupakan salah satu cara untuk penguatan kebersamaan dalam ASEAN. Lebih dari itu, dengan adanya pertanyaan tersebut justru menjadi terbuka kesempatan untuk menjelaskan pandangan dari pihak pemerintah Indonesia. Dengan demikian diharapkan para peserta menjadi mendapatkan informasi secara berimbang dari kedua belah pihak.
Penyampaian kuliah umum di UKM oleh dosen Jurusan Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta diharapkan dapat membuka peluang dilaksanakannya kerjasana dalam kegiatan-kegiatan lain seperti penyelenggaraan seminar internasional, publikasi artikel pada jurnal internasional, penulisan buku bersama, pengelolaan jurnal ilmiah, atau penyelenggaraan workshop dalam pengembangan program studi maupun universitas secara keseluruhan. Dengan deikian diharapkan pada masa mendatang UPN “Veteran” Yogyakarta dapat menempatkan diri sejajar dengan universitas-universitas terkemuka di Indonesia dan di Kawasan Asia Tenggara.