Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah dicanangkan oleh Mendikbud. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta menyambutnya dengan membentuk tim persiapan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Tim diketuai oleh Dr. Barlian Dwi Nagara yang telah melakukan safari ke fakultas-fakultas dalam rangka sosialisasi Kampus Merdeka. Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Yogyakarta pengenalan Kampus Merdeka diselengggarakan tanggal 22 Juli 2020 bertempat di Laboratorium Public Relations Strategic Kampus 2 Babarsari.
Dekan FISIP Dr. Machya Astuti Dewi, M.Si. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka tidak perlu dipandang sebagai program yang memberatkan jurusan. Jurusan memang harus menata ulang kurikulum karena mahasiswa punya kebebasan untuk mengambil mata kuliah 20 sks di prodi lain di UPN “Veteran” Yogyakarta dan 40 sks di luar universitas. Selain itu juga harus mengubah mindset dosen untuk siap dengan kurikulum kampus merdeka. Bagi FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta program dalam kampus merdeka tidak sepenuhnya baru, karena jurusan-jurusan di FISIP telah lama menyelenggarakan program magang dan pertukaran mahasiswa.
Sementara itu ketua tim persiapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka menjelaskan bahwa UPN “Veteran” Yogyakarta telah menyusun rencana program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang akan dimulai pada semester gasal 2020/2021. Meskipun perlu penyesuaian kurikulum beban sks yang ditempuh mahasiswa tetap berkisar 144 sks. Pada semester 1 dan 2 mahasiswa dapat mengambil 20 sks lintas prodi. Sementara itu pada semester 7 dan 8 mahasiswa dapat mengambil program di luar kampus sebanyak 40 sks. Program yang bisa diambil meliputi: pertukaran pelajar, magang, mengajar di sekolah, melakukan penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, proyek independen, atau membangun desa. Untuk mempersiapkan program Kampus Merdeka universitas telah menyusun draft Panduan Pengembangan Kurikulum untuk implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Di tingkat Prodi diharapkan bisa segera mempersiapkan penyesuaian kurikulum, melakukan ekuivalensi mata kuliah dan memfasilitasi mahasiswa yang akan mengambil program Merdeka Belajar.