Jurusan Ilmu Komunikasi Gelar Diskusi Stigma Jurnalistik Mahasiswa

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) SIKAP Jurusan Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta adakan sosialisasi dengan judul “Mengikis Stigma Jurnalistik Mahasiswa di Kampus”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (13/2/2022) melalui Zoom Meeting. Dalam sosialisasi tersebut, LPM SIKAP menghadirkan Senja Yustitia, M.Si selaku dosen Ilmu Komunikasi UPNVYK sekaligus pembina dari LPM SIKAP.

Sosialisasi ini merupakan salah satu acara dari rangkaian kegiatan Pendaftaran Anggota Baru LPM SIKAP. Acara tersebut terbuka untuk umum, namun pendaftaran anggota dikhususkan bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dan Hubungan Masyarakat angkatan 2020-2021.

Pemimpin Umum LPM SIKAP, Arinda Qurnia Yulfidayanti, menyampaikan dalam sambutannya mengenai alasan mengapa acara sosialisasi tersebut terbuka untuk umum. Ia menerangkan bahwa tujuan dari acara sosialisasi tersebut adalah untuk mendobrak beberapa statement atau stigma umum mahasiswa jurnalistik.

“Adanya stigma buruk mengenai jurnalistik menyebabkan mahasiswa kurang berminat mempelajari jurnalistik. Seperti di Ilmu Komunikasi UPNVYK sendiri, hanya sedikit mahasiswa yang menjadikan konsentrasi jurnalistik sebagai pilihannya. Padahal mempelajari jurnalistik itu tidak hanya dibutuhkan oleh mahasiswa yang ingin jadi wartawan,” tutur Arinda.

Di akhir sambutannya, Arinda berharap acara tersebut dapat melawan stigma bahwa mempelajari jurnalisme itu tidak hanya untuk menulis berita ataupun menjadi wartawan, tetapi juga ada proses berpikir dan analisis sehingga dapat mengolah informasi menjadi suatu isu. Hal-hal tersebutlah yang menurut Arinda dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Acara kemudian dilanjut dengan pemaparan materi oleh Senja Yustitia, M.Si. Pada awal pemaparan, wanita yang akrab dipanggil Mbak Senja tersebut menampilkan riset mengenai pandangan mahasiswa jurnalistik terhadap profesi jurnalis. Hasil riset tersebut menunjukkan beberapa pandangan positif dan negatif dari mahasiswa.

“Dari riset ini, beberapa mahasiswa memiliki pandangan bahwa jurnalis itu adalah pekerjaan yang positif. Positif ini terkait 4 hal yakni yang pertama profesi jurnalis dianggap istimewa dan eksklusif. Lalu kedua intelektual. Yang ketiga, jurnalis memiliki kemampuan untuk menulis dan mendokumentasikan suatu peristiwa. Dan yang terakhir jurnalis mampu untuk mempengaruhi khalayak luas,” papar Senja.

Namun di sisi itu, Senja juga menampilkan pendapat lain dari para mahasiswa mengenai stigma negatif dari profesi jurnalis. Hal ini terkait dengan gaji jurnalis yang dianggap rendah, risiko keamanan, dan hambatan kultural dari masyarakat.

Senja kemudian menjelaskan lebih lanjut terkait manfaat profesi jurnalis yang membawa seseorang pada proses belajar yakni kemampuan komunikasi, logika, dan pikiran kritis.

Share: