84 mahasiswa dari 7 negara menjelajahi keanekaragaman budaya melalui acara International Autumn Course yang diadakan oleh FISIP Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Kegiatan yang bertemakan Remarkably Revived digelar secara daring selama tiga hari pada tanggal 12-14 September 2022. Tema ini dipilih sebagai bentuk semangat kebangkitan pasca pandemi COVID-19 yang menghantam seluruh dunia, termasuk Indonesia, dalam 2 tahun terakhir. "Bangkit dengan luar biasa, semua sektor termasuk perguruan tinggi siap untuk menghadapi dunia normal baru pasca pandemi", ujar Fauzul Haq, Project Manager International Autumn Course 2022.
International Autumn Course merupakan kegiatan tahunan FISIP UPNVY yang dimulai sejak 2021. Sebelumnya, kegiatan mahasiswa internasional serupa juga diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dengan Program Studi Hubungan Internasional melalui program beasiswa seni dan budaya Indonesia (BSBI). Kegiatan yang diadakan salah satunya adalah kursus internasional seni dan budaya untuk memperkenalkan ragam identitas dan kepribadian bangsa Indonesia.
Peserta yang mengambil bagian berasal dari Rusia, Belarusia, Vietnam, Filipina, Malaysia, Pakistan, dan Indonesia. Autumn Course ini menghadirkan lima pembicara inspiratif, seperti Londo Kampung, seorang konten kreator yang menginspirasi; Eko Supriyanto, seorang seniman koreografer yang mengagumkan; serta Saptopo Bambang Ilkodar, Prayudi, dan Adi Suprapto yakni para dosen berpengalaman dari UPNVY. Mereka semua berbagi kisah tentang bagaimana warisan kebudayaan dan pariwisata di Indonesia pulih dan berkembang, bahkan setelah pandemi Covid-19.
Kegiatan ini diisi dengan berbagai macam bentuk interaksi, termasuk diskusi dengan pembicara dan tur virtual di Yogyakarta. Selain itu, para peserta juga terlibat dalam kuis pengetahuan budaya Indonesia seperti melukis topeng tradisional. Peserta juga diberikan tantangan berbahasa Jawa untuk menambah keseruan acara.
Dalam sambutannya, Rektor UPNVY, M. Irhas Effendi, berharap Autumn Course ini memberikan perspektif baru tentang Indonesia, terutama Yogyakarta. Lebih dari itu, ia ingin kegiatan ini membangun saling pengertian antarbangsa. "Mungkin peserta akan lupa apa yang kami katakan sebagai penyelenggara, tetapi saya berharap mereka tidak akan pernah melupakan pengalaman yang mereka dapatkan," kata Irhas. Ia juga mengajak semua peserta untuk ikut berpartisipasi dalam memulihkan dunia setelah pandemi Covid-19.
Dekan FISIP UPNVY, Machya Astuti Dewi, juga bersuka cita karena kegiatan ini tetap bisa dilaksanakan meskipun negara-negara sedang berjuang pulih dari pandemi Covid-19. "Kami merencanakan, mengimprovisasi, dan beradaptasi, dan inilah hasilnya - kami mencoba memberikan pengalaman virtual yang tak terlupakan," kata Machya.
Machya berharap peserta Autumn Course bisa mendapatkan teman baru dan pengetahuan yang menarik serta menyenangkan. "Semoga suatu hari nanti mereka memasukkan Indonesia dalam daftar negara yang ingin mereka kunjungi," tambahnya.
Selama kegiatan ini berlangsung, banyak peserta yang menyatakan antusiasme mereka. Misalnya, Pham Ha Kieu Oanh dari Thu Dau Mot University Vietnam mengatakan bahwa ia mendapatkan perspektif baru yang sangat berarti dan signifikan. "Dari berbagai diskusi, saya paling menyukai pengenalan terhadap budaya dan kekreatifan kota. Sungguh menarik, saya sekarang tahu lebih banyak tentang budaya Indonesia," ujar Pham.
Hal yang sama dirasakan oleh Valeriia Tsareva, mahasiswa Tomsk State University Rusia, yang merasakan kegembiraan dalam kegiatan ini. Ia sangat terkesan dengan keelokan musik dan tarian tradisional Indonesia. “Sangat indah sekali, saya kagum dengan indahnya tarian dan musik tradisional. Oh ya, workshop melukis topeng juga menyenangkan,” ungkap Valeriia.